Thursday, September 19, 2024

Korset Pinggang|Korset Untuk Nyeri Pinggang|Korset Penyangga

"Dapatkan Dukungan Maksimal untuk Pinggang Anda Sekarang!"

"Nyaman, Mendukung, dan Solusi Tepat untuk Mengurangi Nyeri Pinggang Anda!"


     Mengapa harus membeli korset pinggang JingBa:

Desain Ergonomis untuk Kenyamanan Maksimal
Korset pinggang JingBa dirancang secara khusus agar sesuai dengan lekuk tubuh Anda, memberikan dukungan yang tepat tanpa mengurangi kenyamanan.

Bahan Berkualitas Tinggi dan Bernapas
Dibuat dari bahan premium yang tidak hanya tahan lama, tetapi juga memungkinkan kulit Anda bernapas, sehingga cocok dipakai dalam jangka waktu lama tanpa rasa gerah.

Dukungan Stabil untuk Aktivitas Sehari-Hari
Dengan korset pinggang JingBa, Anda bisa menjalankan aktivitas harian tanpa khawatir akan nyeri punggung atau ketidaknyamanan di area pinggang.

Membantu Memperbaiki Postur Tubuh
Korset ini membantu memperbaiki postur tubuh Anda, sehingga mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kesehatan tulang belakang secara keseluruhan.

Efektif Mengurangi Nyeri Pinggang dan Tulang Belakang
Korset pinggang JingBa memberikan tekanan lembut dan dukungan pada area pinggang, membantu mengurangi nyeri otot dan tulang belakang akibat pekerjaan berat atau duduk terlalu lama.

Cocok untuk Pemulihan Pasca Cedera
Jika Anda mengalami cedera atau nyeri kronis di area pinggang, korset ini sangat 
ideal sebagai alat bantu pemulihan dengan memberikan stabilitas dan mencegah gerakan yang dapat memperparah kondisi.

Mudah Digunakan dan Disesuaikan
Korset ini dilengkapi dengan tali pengatur yang mudah digunakan, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran tubuh Anda.

Solusi Terjangkau untuk Kesehatan Punggung Anda
Dengan harga yang kompetitif, korset JingBa memberikan solusi berkualitas tinggi untuk masalah punggung tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.










Wednesday, September 11, 2024

Kenapa Harus Homecare Fisioterapi?

Homecare Fisioterapi Arif Yulianto|081393076689
Definisi Fisioterapi

Fisioterapi adalah cabang ilmu kesehatan yang berfokus pada perawatan, rehabilitasi, dan pencegahan gangguan gerak dan fungsi tubuh. Tujuan utamanya adalah untuk membantu pasien meningkatkan atau memulihkan kemampuan fisik dan fungsional mereka setelah mengalami cedera, penyakit, atau gangguan yang memengaruhi sistem muskuloskeletal (otot dan tulang), sistem saraf, dan sistem pernapasan.

Beberapa kondisi yang sering ditangani dengan fisioterapi meliputi:

1. Cedera Olahraga: Fisioterapi membantu pemulihan dari cedera seperti keseleo, sprain atau strain, robekan ligamen, paska operasi ligament, atau cedera otot.

2. Gangguan Muskuloskeletal: Seperti nyeri pinggang atau punggung, leher, bahu, atau lutut akibat postur yang salah, cedera, atau degenerasi.

3. Pasca Operasi: Membantu pasien pulih dari operasi, seperti operasi ortopedi (penggantian sendi atau patah tulang).

4. Penyakit Neurologis: Fisioterapi dapat membantu pasien yang mengalami stroke, multiple sclerosis, atau cedera tulang belakang untuk memulihkan fungsi geraknya.

5. Gangguan Pernapasan: Seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), di mana fisioterapi membantu memperbaiki pola pernapasan.

Kenapa Harus Homecare Fisioterapi?

Homecare fisioterapi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan terapi di klinik atau rumah sakit. Berikut ini adalah alasan mengapa homecare fisioterapi bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi beberapa orang:

1. Kenyamanan di Rumah: Pasien tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan terapi, yang bisa sangat membantu bagi mereka yang memiliki keterbatasan mobilitas atau rasa sakit yang berat. Lingkungan rumah yang akrab juga dapat membantu dalam proses pemulihan.

2. Perawatan yang Lebih Personal: Fisioterapi homecare memungkinkan terapis untuk fokus sepenuhnya pada satu pasien, memberikan perhatian penuh dan penanganan yang lebih personal.

3. Penyesuaian dengan Lingkungan Rumah: Terapis dapat memberikan saran tentang bagaimana lingkungan rumah bisa disesuaikan untuk mendukung pemulihan, seperti penataan perabot yang lebih aman atau penggunaan alat bantu.

4. Menghemat Waktu dan Tenaga: Pasien tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk perjalanan ke klinik, terutama bagi mereka yang tinggal jauh atau memiliki jadwal yang sibuk.

5. Mengurangi Risiko Infeksi: Dengan menjalani terapi di rumah, risiko terpapar infeksi, seperti yang mungkin terjadi di rumah sakit atau klinik yang ramai, bisa lebih rendah, terutama untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

6. Pendampingan Keluarga: Keluarga bisa ikut serta dalam proses terapi dan lebih memahami kondisi pasien, yang bisa membantu dalam mendukung proses pemulihan di luar sesi terapi.

7. Segera Mendapatkan Program Rehabilitasi Paska Sakit: dengan disegerakannya program rehabilitasi kepada penderita akan mencegah atau mengurangi kecacatanyang mungkin ditimbulkan dan pemulihan akan tercapai lebih maksimal.

Homecare fisioterapi memberikan solusi yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien, membuatnya menjadi pilihan yang lebih nyaman dan efisien untuk pemulihan jangka panjang.

Jika saat ini Anda sedang membutuhkan homecare Fisioterapi untuk keluarga Anda, insyaAllah saya bisa membantu. silahkan Anda hubungi saya (Arif) di 081393076689

Monday, September 9, 2024

Kebas-kebas, Kesemutan di Telapak Tangan dan Jari-jari

Sindroma Terowongan Karpal


Kondisi saraf terjepit yang paling sering terjadi di telapak tangan adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS), didefinisikan sebagai kondisi medis yang terjadi akibat kompresi atau tekanan pada saraf medianusus di pergelangan tangan. Saraf medianus ini melewati sebuah "terowongan" kecil yang disebut carpal tunnel (terowongan karpal) yang terletak di bagian bawah pergelangan tangan. Ketika terowongan ini mengalami penyempitan atau peradangan, saraf medianus tertekan, menyebabkan gejala khas CTS.

Gejala Carpal Tunnel Syndrome yang sering muncul antara lain;

1.     Mati rasa atau kesemutan di jari-jari tangan, terutama ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah.

2.     Nyeri di pergelangan tangan yang dapat menyebar ke lengan bawah atau bahkan ke bahu.

3.     Kelemahan di tangan, yang membuat sulit menggenggam benda atau melakukan gerakan motorik halus.

4.     Kehilangan sensasi atau ketidaknyamanan, terutama saat malam hari atau setelah aktivitas tangan yang intens.

Penyebab Carpal Tunnel Syndrome:

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk CTS meliputi:

1.     Gerakan berulang: Aktivitas yang memerlukan penggunaan tangan berulang-ulang (seperti mengetik, mengemudi, atau menggunakan alat berat).

2.     Cedera atau trauma pada pergelangan tangan

3.     Peradangan: Kondisi seperti arthritis atau diabetes yang dapat menyebabkan peradangan pada pergelangan tangan.

4.     Kehamilan: Retensi cairan selama kehamilan dapat meningkatkan tekanan di terowongan karpal.

5.     Faktor genetik: Bentuk atau ukuran terowongan karpal yang lebih kecil dapat meningkatkan risiko CTS.

Penanganan:

1.      Konservatif: Seperti fisioterapi, penggunaan brace pergelangan tangan, atau pengobatan anti-inflamasi.

2.      Injeksi steroid: Untuk mengurangi peradangan di area tersebut.

3.      Pembedahan: Dalam kasus yang parah, operasi untuk melepaskan tekanan pada saraf medianus mungkin diperlukan.

Operasi Carpal Tunnel
CTS seringkali dapat diatasi dengan tindakan pencegahan dan terapi, terutama jika dideteksi pada tahap awal.

Fisioterapi untuk Carpal Tunnel Syndrome

Fisioterapi untuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu pendekatan non-bedah yang efektif untuk mengurangi gejala dan meningkatkan fungsi tangan. CTS terjadi akibat kompresi saraf medianus di pergelangan tangan, yang menyebabkan rasa sakit, mati rasa, dan kelemahan pada tangan dan jari-jari. Fisioterapi membantu dengan beberapa cara, termasuk mengurangi peradangan, meningkatkan mobilitas pergelangan tangan, dan memperkuat otot-otot di sekitar area yang terkena.

Dibawah ini beberapa teknik fisioterapi yang umum digunakan untuk CTS:

1.     Latihan Peregangan dan Penguatan

a.      Peregangan Saraf Medianus: Latihan ini membantu mengurangi kompresi pada saraf medianus. Fisioterapis akan mengajarkan cara melakukan gerakan peregangan yang tepat untuk melepaskan tekanan.

b.     Latihan Penguatan Otot: Fokus pada memperkuat otot-otot pergelangan tangan dan lengan bawah agar mendukung stabilitas pergelangan tangan.

2.     Teknik Mobilisasi Saraf

Teknik ini membantu mengurangi iritasi saraf medianus dengan cara menggerakkan saraf secara lembut melalui terowongan karpal

3.     Penggunaan Modalitas Fisik

a.     Ultrasound Terapi: Terapi ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi peradangan.

b.     TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation): Terapi ini melibatkan penggunaan arus listrik ringan untuk meredakan nyeri.

4.     Penyesuaian Aktivitas dan Ergonomi

Fisioterapis akan memberikan saran untuk memperbaiki postur dan teknik dalam aktivitas sehari-hari, seperti mengetik atau menggunakan tangan secara berulang-ulang, agar tekanan pada saraf medianus berkurang.

5.     Pemasangan Splint atau Brace

Splint dapat digunakan untuk menjaga pergelangan tangan dalam posisi netral, terutama saat tidur, guna mengurangi tekanan pada saraf medianus.


Kombinasi teknik-teknik tersebut biasanya diadaptasi berdasarkan tingkat keparahan CTS pasien dan respons terhadap terapi. Fisioterapi memberikan pendekatan yang efektif dalam mengurangi ketidaknyamanan dan meningkatkan kualitas hidup tanpa harus menjalani pembedahan.

Thursday, September 5, 2024

Lebih Jelas Tentang Saraf Terjepit, di area mana saja yang sering terjadi penjepitan dan gejalanya seperti apa?


Saraf terjepit (pinched nerve) dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, terutama di area di mana saraf melewati tulang, otot, atau jaringan lunak lainnya. Berikut beberapa tempat umum terjadinya saraf terjepit antara lain di leher, di punggung, di Pundak, di siku, di pergelangan tangan, di pantat, di pergelangan kaki, dll. Lebih jauh tentang penyebabnya dan bagaimana penanganan fisioterapinya bisa Anda baca disini. 

Sekarang coba akan saya uraikan sedikit diantaranya:

 

1.       Penjepitan di Leher (Cervical Spine)


Dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke lengan, bahu, atau tangan (cervical radiculopathy). Cervical radiculopathy adalah kondisi di mana saraf di leher (cervical spine) terjepit atau teriritasi, biasanya akibat herniasi diskus, degenerasi tulang belakang, atau pertumbuhan tulang yang abnormal (bone spurs).

Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti: nyeri leher, nyeri yang menjalar ke bahu, lengan, atau tangan, mati rasa atau kesemutan di lengan atau tangan, dan kelemahan otot di lengan atau tangan.

Cervical radiculopathy terjadi ketika akar saraf di area tulang belakang leher mengalami tekanan, yang kemudian mengganggu fungsi saraf tersebut. Gejalanya dapat bervariasi tergantung pada saraf mana yang terpengaruh.

2.       Penjepitan di Punggung Bawah (Lumbar Spine)

Dikenal sebagai lumbal radiculophaty atau nyeri saraf skiatik atau juga dikenal dengan ischialgia, yang bisa menjalar ke bokong dan kaki.

Sciatica atau ischialgia adalah kondisi yang terjadi ketika saraf skiatik (sciatic nerve) yang merupakan saraf terbesar dalam tubuh, teriritasi atau terjepit. Saraf ini berjalan dari punggung bawah (lumbar spine), melalui bokong, dan turun ke sepanjang kaki hingga ke jari-jari kaki.

Gejala umum dari sciatica meliputi: nyeri yang menjalar dari punggung bawah ke bokong dan bagian belakang paha, terkadang mencapai betis atau kaki, rasa mati rasa, kesemutan, atau sensasi terbakar di sepanjang jalur saraf skiatik, kelemahan otot di kaki atau kaki bagian bawah, kesulitan berjalan atau berdiri karena rasa sakit.

Sciatica sering disebabkan oleh herniasi diskus, stenosis spinal (penyempitan tulang belakang), atau spondylolisthesis, di mana salah satu kondisi ini menekan saraf skiatik. lebih lanjut tentang sciatica atau ischialgia bisa Anda baca disini

3.       Penjepitan di area Pundak (Shoulder girdle)

Dikenal dengan Thoracic Outlet Syndrome (TOS) adalah kondisi di mana saraf atau pembuluh darah di area thoracic outlet (celah antara tulang selangka dan tulang rusuk pertama) mengalami tekanan. Thoracic outlet adalah jalur sempit yang dilalui oleh saraf, arteri, dan vena menuju lengan. TOS dapat menyebabkan gejala pada leher, bahu, lengan, dan tangan.

Ada tiga jenis utama TOS, tergantung pada struktur yang tertekan:

·        Neurogenic Thoracic Outlet Syndrome: Terjadi ketika saraf di plexus brachialis tertekan, menyebabkan gejala seperti nyeri, mati rasa, dan kelemahan di lengan dan tangan.

·        Vascular Thoracic Outlet Syndrome: Terjadi ketika pembuluh darah (arteri atau vena) terjepit, menyebabkan pembengkakan, perubahan warna kulit, atau sensasi dingin pada tangan atau lengan.

·        Nonspecific Thoracic Outlet Syndrome: Penyebab pasti tidak jelas, tetapi gejala mirip dengan TOS neurogenik dan sering terkait dengan cedera berulang.

Gejala umum TOS meliputi: nyeri di leher, bahu, atau lengan, mati rasa atau kesemutan di jari-jari, kelemahan pada lengan atau tangan, pembengkakan atau perubahan warna pada tangan (pada jenis vaskular).

Penyebab TOS biasanya adalah trauma fisik, postur tubuh yang buruk, atau aktivitas berulang yang memberi tekanan pada thoracic outlet.

4.       Penjepitan di Pergelangan Tangan



Dikenal dengan sebutan Carpale Tunnel Syndrome yaitu saraf medianus yang terjepit di pergelangan tangan, menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau kelemahan di tangan.

Carpal Tunnel Syndrome (Sindrom Terowongan Karpal) adalah kondisi yang terjadi ketika saraf median, yang melewati terowongan karpal di pergelangan tangan, terjepit atau tertekan. Terowongan karpal adalah lorong sempit yang terbentuk oleh tulang-tulang pergelangan tangan dan ligamen.

Gejala Carpal Tunnel Syndrome meliputi: mati rasa atau kesemutan di jari tangan, terutama ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, nyeri atau sensasi terbakar yang bisa menjalar ke lengan, kelemahan pada tangan dan kesulitan menggenggam benda.

Kondisi ini sering terjadi pada orang yang menggunakan pergelangan tangan secara berulang, seperti mengetik, menggunakan alat, atau pekerjaan yang melibatkan gerakan tangan yang berulang. Selain itu, faktor seperti kehamilan, diabetes, dan rheumatoid arthritis juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sindrom ini.

5.       Penjepitan di Siku

Dikenal dengan sebutan Cubital Tunnel Syndrome yaitu terjadi ketika saraf ulnar terjepit di siku, menyebabkan nyeri dan sensasi tidak nyaman di lengan bawah dan jari.

Cubital Tunnel Syndrome adalah kondisi di mana saraf ulnar, yang berjalan melalui cubital tunnel di siku, terjepit atau tertekan. Saraf ulnar adalah saraf yang bertanggung jawab atas sensasi di jari manis dan kelingking, serta sebagian kontrol motorik tangan.

Gejala Cubital Tunnel Syndrome meliputi: mati rasa atau kesemutan di jari kelingking dan jari manis, nyeri atau sensasi terbakar di sepanjang bagian dalam siku, kelemahan di tangan, terutama saat menggenggam benda, sulit menggerakkan jari-jari tertentu atau mengoordinasikan gerakan tangan.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tekanan berlebihan pada saraf ulnar, sering kali akibat posisi siku yang terlalu lama ditekuk (seperti saat mengetik atau mengemudi) atau cedera langsung di siku.

6.       Penjepitan di Kaki

Disebut Tarsal Tunnel Syndrome yaitu penjepitan pada Saraf tibialis posterior di pergelangan kaki atau kaki, menyebabkan nyeri dan sensasi tidak nyaman di area tersebut.

Tarsal Tunnel Syndrome adalah kondisi di mana saraf tibialis posterior yang melewati tarsal tunnel di pergelangan kaki terjepit atau tertekan. Tarsal tunnel adalah lorong sempit yang terletak di bagian dalam pergelangan kaki, dibatasi oleh tulang dan ligamen.

Gejala Tarsal Tunnel Syndrome meliputi: nyeri atau sensasi terbakar di pergelangan kaki, tumit, atau telapak kaki, mati rasa, kesemutan, atau sensasi tersetrum di kaki, melemahan pada kaki atau kesulitan berjalan.

Kondisi ini sering terjadi akibat tekanan yang disebabkan oleh cedera pergelangan kaki, pembengkakan, atau kondisi lain seperti varises, kista, atau taji tulang. Gejalanya dapat memburuk saat berjalan atau berdiri dalam waktu lama.

Saraf terjepit bisa disebabkan oleh tekanan yang terjadi akibat cedera, postur yang buruk, atau kondisi seperti hernia diskus, arthritis, dan pembengkakan jaringan.

Tuesday, September 3, 2024

Homecare Fisioterapi Paska Operasi Patah Tulang, berikut langkah-langkahnya

Fisioterapi paska Operasi patah tulang

Program rehabilitasi pasca-operasi patah tulang dirancang untuk membantu memulihkan kekuatan, mobilitas, dan fungsi sendi serta otot yang terkena. Berikut adalah panduan umum untuk Homecare Fisioterapi setelah operasi patah tulang:

1.     Imobilisasi dan Proteksi Awal

·      Tujuan: Melindungi tulang yang baru saja disatukan untuk mendukung penyembuhan. dilakukan segera setelah operasi.

·      Langkah:

Ø Penggunaan Alat Bantu: Gunakan gips, brace, atau alat imobilisasi lainnya sesuai instruksi dokter.

Ø Hindari Beban Berlebih: Jangan memberi beban pada area yang dioperasi selama fase penyembuhan awal, kecuali diinstruksikan oleh dokter.

2.      Latihan Range of Motion (ROM)

·      Tujuan: Mengembalikan gerakan normal pada sendi yang terkena tanpa membebani tulang yang patah. dilakukan segera setelah operasi, tentu saja secara bertahap.

·      Contoh Latihan:

Ø Passive ROM: Dengan bantuan tangan atau fisioterapis, gerakkan sendi secara perlahan.

Ø Active ROM (setelah fase imobilisasi): Mulai gerakkan sendi secara aktif ketika dokter mengizinkan, seperti menggerakkan pergelangan kaki ke atas dan ke bawah (untuk patah tulang kaki).

3.     Latihan Penguatan Otot

·      Tujuan: Mencegah atrofi otot dan membangun kekuatan di sekitar area yang terkena. dilakukan segera setelah operasi.

·      Contoh Latihan:

Ø Isometric Exercises: Misalnya, menekan otot paha ke arah matras sambil menjaga kaki tetap lurus (untuk patah tulang kaki).

Ø Resisted Exercises (setelah fase penyembuhan awal): Gunakan resistance band atau beban ringan untuk memperkuat otot.

4.     Latihan Fleksibilitas

·      Tujuan: Mencegah kekakuan dan memperbaiki fleksibilitas otot dan jaringan ikat. dilakukan secara bertahap setelah operasi.

·      Contoh Latihan:

Ø Gentle Stretching: Lakukan peregangan ringan di sekitar sendi yang terkena, misalnya peregangan hamstring atau betis untuk patah tulang kaki.

5.     Latihan Keseimbangan dan Koordinasi

·      Tujuan: Memulihkan keseimbangan dan koordinasi, terutama jika cedera mempengaruhi kaki. dilakukan setelah 3-4 bulan setelah operasi.

·      Contoh Latihan:

Ø Single-Leg Balance: Berdiri dengan satu kaki saat yang lain perlahan mengangkat sedikit dari tanah, menjaga keseimbangan.

Ø Tandem Walk: Berjalan lurus dengan langkah kaki yang ditempatkan langsung di depan kaki yang lain 

6.     Latihan Fungsional

·      Tujuan: Mempersiapkan tubuh untuk aktivitas sehari-hari.

·      Contoh Latihan:

Ø Sit-to-Stand: Latihan berdiri dari posisi duduk untuk memperkuat otot kaki.

Ø Heel Raises: Berdiri dan angkat tumit dari lantai, lalu turunkan perlahan untuk melatih otot betis.

7.     Manajemen Nyeri dan Bengkak

·      Tujuan: Mengendalikan rasa sakit dan bengkak untuk mendukung pemulihan.

·      Tips:

Ø RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation): Istirahatkan area yang cedera, aplikasikan es, gunakan perban kompresi, dan angkat area yang cedera.

Ø Obat Pereda Nyeri: Konsumsi sesuai anjuran dokter.

8.     Edukasi dan Kesabaran

·    Tujuan: Menyadari pentingnya proses pemulihan yang bertahap.

·    Langkah: Diskusikan dengan pasien mengenai perlunya mengikuti program dengan sabar dan tidak terburu-buru, karena penyembuhan tulang membutuhkan waktu.

9.     Monitoring dan Konsultasi Rutin

·     Tujuan: Memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik.

·    Langkah: Selalu lakukan check-up dengan dokter atau fisioterapis untuk memonitor progres dan menyesuaikan latihan jika diperlukan.

Catatan Penting: Selalu ikuti rekomendasi dari dokter atau fisioterapis Anda, dan jangan ragu untuk menghentikan latihan atau menghubungi profesional kesehatan jika mengalami nyeri berlebihan atau komplikasi.

 


Monday, September 2, 2024

Praktik Mandiri Fisioterapi Arif Yulianto Boyolali|081393076689

"Klinik Mandiri Fisioterapi Arif Yulianto Boyolali: Langkah Pertama Menuju Pemulihan Holistik Anda!" 

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi.

Praktik Mandiri Fisioterapi Arif Yulianto dapat menangani berbagai kondisi kesehatan yang berkaitan dengan fungsi fisik tubuh. Berikut adalah beberapa hal yang bisa ditangani oleh fisioterapi:

1. Gangguan Muskuloskeletal: 

   - Nyeri punggung, leher, dan bahu

   - Cedera olahraga (sprain, strain)

   - Osteoartritis

   - Tendonitis dan bursitis

   - Fraktur tulang dan rehabilitasi pasca-operasi ortopedi

2. Gangguan Neurologis:

   - Stroke dan rehabilitasi pasca-stroke

   - Cedera tulang belakang

   - Parkinson

   - Sklerosis ganda (Multiple Sclerosis)

   - Cerebral Palsy

5. Gangguan Geriatrik:

   - Masalah keseimbangan dan risiko jatuh

   - Osteoporosis

   - Arthritis

6. Gangguan Ortopedik:

   - Rehabilitasi pasca-operasi ortopedi (misalnya penggantian sendi)

   - Sakit lutut, pinggul, dan kaki

   - Cedera akibat pekerjaan atau repetitif strain injury

7. Gangguan Rehabilitasi Pasca-operasi:

   - Pemulihan setelah operasi ortopedi atau bedah umum

   - Meningkatkan mobilitas dan mengurangi pembengkakan


Fisioterapi juga dapat memberikan edukasi dan panduan tentang postur yang benar, teknik angkat yang aman, dan strategi untuk mengelola kondisi kronis sehingga pasien bisa mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Ini yang insyaAllah Anda dapatkan ketika fisioterapi di tempat praktik fisioterapi kami:

1.   "Nyeri Berkurang, Gerakan Bebas Tanpa Batas!"

2.   "Perawatan Khusus untuk Setiap Kebutuhan Fisik Anda!" 

3.   "Terapi Terkini dengan Pendekatan Ramah dan Profesional!" 

4.   "Cepat Pulih, Kembali Aktif Bersama Kami!" 

5.   "Pulihkan Mobilitas, Tingkatkan Kualitas Hidup!" 

Kenapa harus ke tempat praktik fisioterapi kami:

1.    Profesional di bidang fisioterapi, lulusan Pendidikan Profesi Poltekkes Kemenkes Surakarta

2.   Spesialisasi Manual therapy dan exercise Therapy adalah layanan utama kami

3.   Tidak antri berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan fisioterapi

4.   Berorientasi pada proses fisioterapi dengan hasil yang maksimal.

5.   berpengalaman dalam menangani pasien-pasien dengan gangguan neuromuskuloskeletal (gangguan saraf, otot  dan sendi).

Berikut beberapa testimoni pelanggan kami:






Sekelumit tentang Saya untuk lebih meyakinkan Anda:

Nama saya Arif Yulianto seorang fisioterapis lulusan Diploma 4 Universitas Esa Unggul dan Pendidikan Profesi Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Surakarta, yang sekarang tinggal di dusun Kebontutup, Ketaon, Banyudono, Boyolali. 

Dengan pengalaman; 
1. 4,5 tahun sebagi staf pengajar di Akfis YAB Jogja, 
2. 2 tahun sebagai fisioterapis ahli di Jeddah Saudi Arabia, 
3. 10 tahun bekerja di RSIS Surakarta, 
4. Serta Praktik  Mandiri Fisioterapi di rumah.  

Sertifikat terbaru adalah International Basic Bobath course for Adult, yaitu spesialisasi fisioterapi pada penderita stroke.

Metode Fisioterapi yang saya berikan akan lebih banyak ke arah manual therapy dan terapi latihan (exercise therapy). Dengan konsep Bobath terbaru memungkinkan perbaikan kemampuan fungsional pasien sedetail dan semaksimal mungkin.

Trus, biayanya berapa untuk sekali kunjungan ??

Kalau Anda yang berada di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, sekali datang biayanya sekitar 200rb-450rb, bahkan bisa lebih.

Beruntungnya Anda yang sekarang ini berdomisili di kota kecil seperti Boyolali, Solo dan sekitarnya, maka Anda cukup mengeluarkan biaya 80rb - 100rb saja per kedatangan.

Silahkan menghubungi kami di wa.me/6281393076689 jika Anda saat ini sedang mencari pelayanan Fisioterapi yang lebih ke pedekatan manualterapi dan terapi latihan. langsung saja klik link WhatsApp saya di sini