Tuesday, June 7, 2011

ADA APA DENGAN SARAF TERJEPIT ATAU RADICULOPHATY bag.2

Bagaimana mendiagnosis radikulopati?
pemeriksaan fisik
Diagnosis radikulopati dimulai dengan pemeriksaan medis dan pemeriksaan fisik oleh dokter atau fisioterapi.. selama pemeriksaan fisioterapi, fisioterapis akan menanyakan  tentang tipe dan lokasi dari gejala, berapa lama sudah berlangsung nyerinya, apa yang memperingan dan memperberatnya, dan keluhan-keluhan yang lain. Dengan mengetahui lokasi yang tepat dari gejalanya, fisioterapis bisa membantu melokasisasi saraf mana yang bertanggung jawab. Pemeriksaan fisik akan focus pada ekstremitas yang terlibat. Berupa kekuatan otot, sensasi rasa, dan reflex untuk melihat apakah ada abnormalitas.
X-ray
Pemeriksaan radiologi sering dilibatkan untuk mengetahui sumber dari radikulopati ini. Opsi pertama adalah foto X-ray untuk mengidentifikasi adanya trauma atau osteoarthritis dan tanda-tanda tumor atau infeksi. Opsi selanjutnya yaitu MRI scan, yaitu untuk melihat jaringan lunak disekitar tulang belakang, termasuk diantaranya yaitu saraf, diskus dan ligament. CT scan juga bisa digunakan. Studi konduksi saraf atau EMG bisa dilakukan bilamana untuk mengetahui aktifitas elektrik sepanjang saraf dan bisa menunjukkan adanya saraf yang mengalami kerusakan.
Apa saja terapi untuk radikulopati?
manipulasi leher
Kebetulan, kebanyakan pasien dengan radikulopati bisa sembuh hanya dengan terapi konservatif. Termasuk diantaranya dengan obat-obat anti inflamasi, fisioterapi atau manual terapi, serta menghindari aktifitas yang menyebabkan ketengan pada leheratau punggung. Mayoritas penderita radikulopati memberikan respon yang bagus untuk terapi konservatif ini, gejalanya akan menghilang setelah terapi selama 3 minggu sampai 3 bulan. Jika pasien tidak mengalami perbaikan waktu diatas, mungkin akan bermanfaat jika diberikan injeksi steroid epidural.
Pada beberapa kasus gejala terus berlangsung meskipun terapi-terapi diatas sudah dilakukan. Jika hal ini terjadi dan malah bertambah berat, pembedahan mungkin bisa menjadi opsi terakhir. Tujuan dari pembedahan adalah untuk menghilangkan penekanan pada saraf yang terkena.
Tergantung dari penyebab radikulopati, hal ini bisa dilakukan dengan cara laminectomy atau discectomy. Laminektomi yaitu mengotong sebagian kecil dari tulang yang menekan saraf supaya memberikan ruang tambahan. Discectomi yaitu memotong bagian dari diskus yang menonjol keluar dan menekan saraf.
Bisakah radikulopati bisa dicegah?
Tidak ada pencegahan khusus untuk radikulopati. Menjaga berat badan ideal, kondisi otot yang bagus dan mencegah penekanan berlebihan pada leher dan pinggang dapat mencegah munculnya radikulopati.
Apakah prognosis (tingkat kesembuhan) dari radikulopati?
Harapan untuk penderita radikulopati adalah bagus. Mayoritas pasien memberikan respon yang baik untuk opsi terapi konservatif. Dan pasien yang membutuhkan pembedahan juga memberikan respon yang bagus juga.

ADA APA DENGAN SARAF TERJEPIT ATAU RADICULOPHATY?

Apa radikulopati itu?
 Radikulopati merupakan bentuk penekanan saraf pada tulang belakang yang menimbulkan nyeri, kesemutan atau mati rasa, dan dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kelemahan otot-otot yang disarafinya. Radikulopati bisa terjadi pada setiap bagian dari tulang belakang. Tetapi seringnya terjadi pada pagian pinggang dan leher, dan jarang terjadi pada daerah punggung.
Factor resiko apa yang bisa menimbulkan radikulopati?
Diantaranya adalah aktifitas yang berlebihan yang melibatkan tulang belakang atau beban yang berulang-ulang pada tulang belakang. Sering terjadi pada pekerja berat (buruh, tukang batu).
Apa yang menyebabkan radikulopati?
Radikulopati terjadi disebabkan oleh penekanan atau iritasi saraf yang keluar dari tulang belakang. Bisa terjadi karena tekanan mekanik pada saraf karena; sedikit bergesernya persendian antar tulang belakang yang mengiritasi akar saraf, hernia diskus (bantalan sendi tulang belakang), osteofit (taji pada ujung tulang) dari osteoarthritis, atau dari kekakuan ligament disekitar sendi tulang belakang tersebut.
Penyebab lain yang sering terjadi yaitu adanya tumor atau infeksi.yang menyebabkan ruang pada sumsum tulang belakang menyempit dan menekan saraf. Skoliosis juga dapat menekan saraf pada satu sisi karena kurva tulang belakang yang tidak normal.
Penyebab lainnya termasuk penderita diabetes dimana suplai darah (yang membawa O2 dan nutrisi) ke saraf tulang belakang berkurang.
Gejala apa yang sering muncul pada radikulopati?
Gejala radikulopati tergantung dari saraf yang teriritasi atau terjepit. Saraf yang keluar dari tulang belakang bagian leher (cervical spine) mengontrol otot-otot leher dan lengan dan menyuplai sensasi rasa (dermatom). Saraf yang keluar dari punggung (thoracic spine) mengontrol otot-otot dada dan perut serta sensasi rasanya. Saraf yang keluar dari tulang belakang bagian pinggang (lumbar spine) mengontrol otot-otot pantat dan tungkai dan menyuplai sensasi rasanya.
Gejala yang paling sering muncul adalah nyeri (kemeng) dan kesemutan atau mati sara, pada bahu sampai lengan atau bagian pantat sampai tungkai bawah/betis jika yang terjepit bagian pinggang. 
Beberapa pasien meningkat sensitivitasnya terhadap sentuhan ringan dan merasakan nyeri pada area yang terlibat. Beberapa pasien juga terkadang mengalami kelemahan otot yang mengindikasikan bahwa saraf sudah mengalami penjepitan permanen seperti pada kasus stenosis atau tumor.

CTEV DAN SEPATUNYA

SEPATU UNTUK CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)
UNTUK PEREMPUAN (Rp.550.000,-)
 Sepatu CTEV merupakan suatu bentuk sepatu yang khusus dirancang untuk pencerita CTEV. Modifikasi dilakukan pada bagian dalam telapak sepatu. Dimana bentuk tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga bentuk kaki CTEV terkoreksi secara paksa dan kontinyus ke bentuk kaki yang normal. Untuk kondisi masih bayi sampai umur 6 bulan sepatu atau splint yang digunakan adalah Dennis Brawn’s splint.


SEKILAS TENTANG CTEV
CTEV BILATERAL
CTEV atau juga disebut Clubfoot merupakan perubahan betuk pada kaki yang yang tidak normal yang sering terjadi pada anak-anak, biasanya bisa diketahui langsung setelah bayi lahir. Perubahan bentuk  tersebut berupa fleksi-inversi dan adduksi pergelangan kaki dan kaki.
Frekuensi clubfoot dari populasi umum adalah 1 : 700 sampai 1 : 1000 kelahiran hidup dimana anak laki-laki dua kali lebih sering daripada perempuan. Berdasarkan data, 35% terjadi pada kembar monozigot dan hanya 3% pada kembar dizigot. Ini menunjukkan adanya peranan faktor genetika
CTEV merupakan kelainan kongenital kaki yang paling penting karena mudah mendiagnosisnya tetapi sulit mengkoreksinya secara sempurna, meskipun oleh ortopedis yang berpengalaman. Derajat beratnya deformitas dapat ringan, sedang atau berat, tergantung fleksibilitas atau adanya resistensi terhadap koreksi. CTEV harus dibedakan dengan postural clubfoot atau posisional equinovarus dimana pada CTEV bersifat rigid, menimbulkan deformitas yang menetap bila tidak dikoreksi segera.
Penatalaksanaan CTEV bertujuan untuk mencegah terjadinya disabilitas sehingga penderita dapat melakukan aktifitas secara normal baik ketika anak-anak maupun setelah tumbuh dewasa. Penatalaksanaan CTEV harus dapat dilakukan sedini mungkin, minimal pada beberapa hari setelah lahir, meliputi koreksi pasif, mempertahankan koreksi untuk jangka panjang dan pengawasan sampai akhir pertumbuhan anak. Pada beberapa kasus diperlukan tindakan pembedahan. Penatalaksanaan rehabilitasi medis pada penderita CTEV sangat penting dalam hal mencegah terjadinya disabilitas secara dini maupun setelah dilakukan tindakan koreksi secara operatif.
Beberapa dari deformitas kaki termasuk deformitas ankle disebut dengan talipes yang berasal dari kata talus (yang artinya ankle) dan pes (yang berarti kaki). Deformitas kaki dan ankle dipilah tergantung dari posisi kelainan ankle dan kaki.

FISIOTERAPI PADA CTEV
DENNIS BRAWN ( Rp.650.000,-)
Lakukan penguluran pada pergelangan kaki dan kaki secara rutin. Bentuk pengulurannya yaitu tekuklah pergelangan kaki ke atas dan diputar keluar perlahan-lahan jika pergelangan kaki tersebut sudah mulai mengalami kekakuan. Lakukan secara terus menerus tiap pagi,siang dan malam. Jangan lupa dipasang dennis brawn’s splint untuk yang masih bayi, dan jika sudah berumur lebih dari 7 bulan pakaikan sepatu CTEV. 





UNTUK LAKI-LAKI (Rp.500.000,-)