Adalah Electric Stimulator dan TENS, sinyal utama sistem ini adalah berbentuk sinyal kotak (rectangular). Jenis arus yang tersedia pada tipe ini adalah DC (Direct Current), monophasic pulsed, Interrupted DC dan AC (Alternate Current), biphasic pulsed, interrupted mopdulation.
Pada kelompok arus DC dengan penamaa IDC terdapat 4 jenis spesifikasi sinyal, yaitu :
1. IDC Variabel
2. Trabert
3. Faradic
4. Galvanic
Pada kelompok arus AC dengan penamaan TENS terdapat 4 jenis spesifikasi sinyal yaitu :
1. Burst
2. Convensional
3. AL-TENS (alternate like TENS)
4. Intens
Dalam menentukan spesifikasi sinyal tersebut, kami telah bekerja sama dengan professional dibidang ilmu elektroterapi baik akademisi maupun praktisi elektroterapi di Indonesia.
Dalam melakukan pengujian dan kalibras, kami telah bekerja sama dengan akademisi dan praktisi elektronik, sehigga setiap rpoduk kami tealh diuji keakuratannya dengan oscilloscope.
Dengan keterangan spesifikasi yang lengkap, karakter arus secara fisika dan saran-saran penggunaan, maka alat ini lebih mudah diaplikasikan ke pasien.
Dan kami memberikan garansi 1 tahun bebas biaya servis dan kami jamin bahwa kerusakan apapun pada alat ini, kami mampu memperbaikinya dengan tidak berbelit-belit.
Dua model Stimulasi elektrik dalam satu alat :
A. Kelompok jenis sinyal TENS
1. Conventional TENS
Spesifik sinyal :
a. Symmetric Rectangular Alternate Current
b. Biphasic pulsed
c. Interrupted modulation
d. Waktu durasi : 200mS atau (simetris 2,5 KHz)
e. Frekuensi : 80 – 100 Hz
f. Sasaran arus adalah mengaktivasi saraf diameter besar, seperti A beta dan mekanoreceptor
g. Conventional TENS dipakai untuk mengobati hyperesthesia dan causalgia sebagai akibat lesi saraf perifer, phantom pain, scarf, nyeri pasca operasi dan Low Back Pain
2. Busrt TENS
Spesifik sinyal :
a. Symmetric Rectangular Alternate Current
b. Biphasic pulsed
c. Interrupted modulation
d. Waktu durasi : 200S atau (simetris 2,5 KHz)
e. Frekuensi : 1 – 10 Hz
f. Burst TENS dipakai jika konventional TENS tidak efektif, misalnya pada daerah/jaringan yang dalam seperti myofacial pain dan kasus-kasus nyeri kronis.
3. Intens TENS
Spesifik sinyal :
a. Symmetric Rectangular Alternate Current
b. Biphasic pulsed
c. Interrupted modulation
d. Frekuensi : 200Hz
e. Interval/durasi : 0,5 – 2 detik
f. Sasaran arus adalah mengaktivasi serabut saraf berdiameter kecil, seperti nociceptor
g. Intens TENS dipakai sebagai pain blocking khususnya untuk nyeri akut.
B. Kelompok jenis sinyal IDC (Interrupterd Direct Current)
1. IDC Variabel
a. Rectangular Direst Current
b. Monophasic Pulsed
c. Interrupted DC
d. Waktu interval dan durasi dapat disesuaikan menurut kebutuhan,
e. Interval Time : 1 – 2000mS
f. Duration time : 1 – 200mS
g. Untuk elektrodiagnosis ; pemeriksaan myasthenic reaction, lokalisasi neuropraxia block, membuat Strenght Duration Curve (SDC)
h. Untuk elektroterapi ; pasca operasi/pasca trauma dimana pasien tidak ada kemampuan berkontraksi secara voluntair, stadium awal (re-innervasi), atrofi akibat immobilisasi dalam waktu lama, paralisis/parese akibat hemiplegia.
2. IDC Trabert
Spesifikasi sinyal :
a. Rectangular Direst Current
b. Monophasic Pulsed
c. Interrupted DC
d. Waktu interval dan durasi tidak dapat diatur,
e. Interval Time : 5 mS
f. Duration time : 2 mS
g. Untuk memodulasi nyeri pada saraf bermielin tipis dengan metode segmental.
3. IDC Faradic
Spesifikasi sinyal :
a. Rectangular Direst Current
b. Monophasic Pulsed
c. Interrupted DC
d. Bentuk pulsa simetris (interval=durasi)
e. Frekuensi telah ditentukan sebesar 50Hz, 100Hz dan 250Hz
f. Waktu durasi dan interval sebesar 0,5 detik
g. Untuk elektrodiagnosis ; pemeriksaan myasthenic reaction, pemeriksaan myotonic reaction, lokalisasi neuropraxia block,
h. Untuk elektroterapi ; pasca operasi/pasca trauma dimana pasien tidak ada kemampuan berkontraksi secara voluntair, stadium awal (re-innervasi), atrofi akibat immobilisasi dalam waktu lama, paralisis/parese akibat hemiplegia, pada kasus kesulitan jalan elektrode dapat diaplikasikan pada nervus peroneus.
4. IDC Galvanic/CDC (Continoues Direct Current)
Digunakan untuk iontoforosis ion-ion aktif, misal; memasukkan ion obat ke dalam jaringan melalui kulit, ion obat yang bermuatan negatif diletakkan pada elektrode yang bermuatan negatif sehingga terjadi reaksi tolak menolak, kemudian elektrode yang bermuatan positif diletakkansecara berlawanan.
5. INTERFERENSIAL
sangat efektif untuk pain bloking terutama degan metode fektor.
No comments:
Post a Comment