Wednesday, January 2, 2008

Sprain vs. Strain

Oleh; Tony Sutton, A.T.,C.
Auburn, Alabama

alih bahasa; Arif Yulianto, SSt.FT




Sprain dan strain merupakan bentuk cidera pada system musculoskeletal. Meskipun ini merupakan dua kata yang dapat dipertukarkan dalam penggunaannya, sprain dan strain merupakan dua tipe cidera yang berbeda.


Apakah sprain?
Sprain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligament atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri, inflamasi/peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai. Sprain terjadi ketika sendi dipaksa melebihi lingkup gerak sendi yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki.


Apakah strain?
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak ketika pelari dalammlangkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang.
Berat ringannya sprain dan strain
Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya cidera. Derajat I (ringan) berupa beberapa stretching atau kerobekan ringan pada otot atau ligament. Derajat II (sedang) berupa kerobekan parsial tetapi masih menyambung. Derajat III (berat) berupa kerobekan penuh pada otot dan ligament, yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.

Terapi
Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera. Dan derajat III biasanya dilakukan immobilisasi dan kemungkinan pembedahan unutk mengembalikan fungsinya.
The key to recovery is an early evaluation by a medical professional. Once the injury has been determined, a treatment plan can be developed. With proper care, most sprains and strains will heal without long-term side effects.
Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis. Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek samping.

3 comments:

dasir said...

Info yang berguna..
Terus berkarya ..

Gusna said...

wow keren.....

Terselubung Sekali said...

Bagus banget penjelasannya gan,, :)